Ads

Friday 23 April 2021

Silent Treatment

        Ini merupakan salah satu hal yang selalu gue jaga sebenernya. Sesuatu yang memang harus hilang ketika kita menghadapi sebuah permasalahan yang rumit dan serius. Ya, gue membicarakan soal Silent Treatment.


        Ini bukan soal treatment seperti yang ada dan kita rasakan di sebuah salon. Bukan, bukan soal itu. melainkan soal sesuatu masalah yang wajib didiskusikan untuk mencari jalan keluar, solving the problems we had. Tapi ini akan menjadi berat banget kita hanya salah satu yang mau membicarakan atau menyelesaikannya. Kalau ngomongin soal Silent Treatment ini. Sudah pasti disangkutpautkan dengan lebih dari satu orang. Karena ketika kita menghadapi sebuah masalah yang memang itu masalah kita sendiri, kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri. Mencari sebuah jawaban didalam pikiran dan hati kita sendiri tanpa perlu ada sangkut paut dari orang lain. Berbeda dengan masalah yang terjadi ketika didalam organisasi, perusahaan, atau dalam hubungan cinta. Gue mau menggaris bawahi bahwa penekanan Silent Treatment ini lebih merujuk ke sebuah hubungan asmara.


        Lo mesti gak enak banget rasanya didiemin karena sebuah masalah, lo sedikit diasingkan, atau mungkin perlakuan lo tiba-tiba berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Itu karena circle lo, yang bisa jadi temen lo sahabat lo temen mabar lo, PACAR lo, mempunyai masalah dan enggan untuk bercerita atau mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Karena gini, lo gak bisa expect  semua orang akan peka sama seperti lo.

Lo gak bisa meminta orang-orang disekitar lo untuk BISA baca pikiran lo. Itu fungsi mulut diciptakan sama Tuhan. Karena gue yakin ketika masalah itu dipendam sendiri, yang nggak enakan ya si yang punya masalah itu. Karena dipendam terlalu lama, cuma tahu berdasarkan opini dia aja tanpa bertanya atau mencari tahu, semua menjadi one sided story aja tanpa si yang dipermasalahin tahu, "oh kamu punya masalah tentang hal itu, yuk kita obrolin"


        Gue rasa sedikit memendam itu boleh, karena gue tahu juga ketika emosi lagi tinggi-tingginya, sebuah kata atau kalimat pun bisa lebih tajam dari sebuah pedang. Gue gak menyarankan untuk mendiamkan masalah itu sampai berlarut-larut. Cari waktu yang pas ketika emosi sudah turun baru dibicarakan. Yang terjadi sama gue adalah, gue ter-Silent Treatment dan masalah itu dibawa terlalu jauh, terlalu larut sampai seperti bom yang siap meledak dipenghujung waktunya. Apalagi masalah gue ini berkaitan dengan kehidupan gue nantinya, dikehidupan menikah.


        Tidak mungkin dong lo punya pasangan dan mereka diam aja(si pasangan lo) ketika sudah memasuki hubungan yang lebih serius. Menikah nggak cuma soal hubungan seksual bim-bim-bim-bum-bum-bum enak selesai!? nggak begitu, banyak masalah yang harus diselesaikan agar masing-masing bisa win-to-win. Apa kabar kalau masalah keluarga tidak dibicarakan? seperti finasial, anak,  tempat tinggal, pekerjaan dan kesibukan, hobi, kemauan. Itu semua harus transparan ketika memasuki fase berkeluarga.


        Apalagi dihubungan gue yang secara nggak langsung 6 sampai 7 tahun berpacaran dan masuk ke fase serius. Damn man. Permisal lo kurang perhatian, terlalu sibuk, jarang kasih sesuatu, lupa waktu anniversary. Obrolin dengan kepala dingin, lo marah boleh, cari waktu, baru obrolin. Itu pesan gue ditulisan ini. Jangan pernah Silent Treatment siapapun itu. Karena lo cuma tau dan berkutat dipikiran lo sendiri, orang yang dipermasalahin nggak tau maksud lo! mungkin dia lagi sibuk fokus halal-in lo dengan caranya dia. Mungkin nggak sesuai dengan apa yang lo mau, sampaikan dengan cara yang baik.

Ketika masalah ini memang memiliki titik temu entah itu masalahnya selesai dan menjadi baik atau, masalah selesai dan hubungan juga selesai, seenggaknya lo telah berdiskusi dan masalah ini TIDAK berdampak ke orang lain, apalagi keluarga. Karena masalah ini cuma lo, sama pasangan atau orang yang lo permasalahin. Jadilah lebih dewasa dengan berbicara dengan cara yang baik.


        Gue harap lo mengerti, din. Dan memang nggak semua kita harus tahu, nggak semua harus kita mengerti.


Terima kasih untuk 6-7 tahunnya.

Thursday 22 April 2021

10 TAHUN UMUR BLOG GUE

      Gila udah lama banget yah nggak nulis Blog. Well sebenernya gue udah main blogger dari tahun 2011 cuma perkara email yang banyak dan kerjaan gue nge-Youtube dan yang lainnya terlalu banyak email dan password yang harus dicatet dan di hafal.



  TAPI NGGAK JADI KARENA TERNYATA EMAILNYA SAMA DONG! SENANGNYA!!





    Kali aja kalo tiba-tiba lo mau mampir ke sosial media gue:

        Youtube: Renggaditra
        Twitter & Instagram juga @renggaditra
        - Facebook juga renggaditra dan renggaditrafanpage hehehe

                                      

        Kali aja ada yang mau follow sosial media gue selama 6-7 tahun terakhir semenjak post gue di blogspot yang lama. Banyak cerita yang mau gue tampung banget sih selama ini. Tapi mungkin beberapa part diawal pasti nggak jauh jauh tentang mantan tunangan gue yang gue tulis di blog gue ditahun 2014. 

        YA! MANTAN TUNANGAN yang gue damba-dambakan, dengan harapan gue bisa mempunyai kehidupan bersama. Nyatanya, Tuhan bertindak lain dengan maksud menghancurkan rencana gue sehingga rencana itu nggak menghancurkan gue. Karena apa yang terjadi selama 6-7 tahun ini semua tentang gue dan dia. Salah satu kegagalan pertama dan terbesar gue yang membuat gue cukup merasa "mati" sampai sekarang..

        Tapi lucunya, setelah gue melihat postingan blog gue yang lama, sekitar 10 tahun yang lalu itu. Gue merasa bahwa gue lebih dewasa di umur gue 10 tahun yang lalu dibanding dengan yang sekarang. 

        My life kinda hopeless. Gue sampe nggak nemu tujuan hidup lagi selain ibadah dan perbaikin diri like wtf kenapa gue harus ngalamin kegagalan dari satu per sekian banyak kasus. kenapa harus gue yang kena? kenapa harus gue yang gagal? apa nggak bisa diperbaiki? apa terlambat untuk membenahi? pada waktu itu gue dengan kekuatan problem solving mode, berharap semua bisa dibenahi sebelum waktunya hari akad nikah. 


Ternyata gue gagal.